Kamis, 18 Juni 2015

fanfiction naruto : terbongkarnya misteri sekolah angker

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rated : k+
Chara : Sasuke, Sakura, Naruto, Hinata, Neji, Tenten.

_______________________________________

Di kelas VII G terlihat tiga gadis cantik nan manis sedang mengobrol.

"Hinata bagaimana tugas yang kemarin? Sudah selesai?" tanya gadis berambut warna pink, bermata emerald, bernama Haruno Sakura. pada gadis berambut indigo, bermata lavender. Bernama Hyuuga Hinata.

"Tentu saja sudah" ucap Hinata sambil tersenyum tipis.

"Memangnya ada tugas?" tanya gadis dengan gaya rambut cepol dua, bermata warna coklat. Bernama Tenten.

"Ada dong! Kau pasti belum mengerjakannya" ucap Sakura sinis.

"He..he.. Saku-chan tahu saja kebiasaanku" ucap Tenten sambil menggaruk-garuk kepalanya yang gatal. "Aku menyalin punyamu, ya?"

"Enak saja, isi saja sendiri" ucap Sakura ketus.

Tenten hanya memanyunkan bibirnya.

"Tenten-chan boleh menyalin punyaku kok" ucap Hinata lembut.

"Terima kasih Hina-"

PLUK!

Buku Sakura mendarat mulus di kepala Tenten.

"Apasih Sakura! Sakit tahu!" ucap Tenten sambil mengelus-ngelus kepalanya.

"Itu hukuman buat orang yang malas belajar!" bentak Sakura.

"Iya-iya besok aku isi sendiri kok!" ucap Tenten.

"Aduh.. Udah bosan aku mendengar kata-katamu itu" ucap Sakura.

"Aku juga udah bosan di pukul sama buku olehmu" ucap Tenten sambil memanyunkan bibirnya.

"Sudah-sudah, jangan bertengkar" ucap Hinata melerai tapi pelan

"Habisnya sakura nyebelin sih" ucap Tenten sambil memandang sakura.

"Kau yang menyebalkan" ucap Sakura ketus.

"Kumohon... Jangan bertengkar" ucap Hinata sambil berkaca-kaca.

"Aha.. Ha.. Ha.. Kita gak bertengkar kok! Kita cuman bercanda, ya kan Tenten?" ucap Sakura karena tidak tega pada Hinata yang sudah berkaca-kaca.

"Ya he..he.." ucap Tenten sambil tertawa hambar.

"Syukurlah" ucap Hinata lega

Sedangkan di kelas VII F

"Teme, kau sudah dengar berita sekolah kita kan?" ucap laki-laki berambut blonde bermata shappire bernama Uzumaki Naruto pada laki-laki berambut raven, bermata onyx. Bernama Uchiha Sasuke

"Hn" balas Sasuke.

Naruto cemberut. Kecewa karena, hanya dijawab 'hn' oleh Sasuke.

"Neji, bagaimana menurutmu?" tanya Naruto pada laki-laki berambut coklat panjang, bermata lavender. Bernama Hyuuga Neji.

"Bagaimana apa?" tanya Neji dingin.

"Soal hantu disekolah kita, kau percaya?" tanya Naruto.

"Tidak" ucap Neji dingin.

"Aku juga tidak percaya, tapi.. Kenapa orang-orang bisa memutuskan bahwa sekolah kita berhantu" ucap Naruto sambil berpikir.

"Mungkin karena gedung sekolah kita sudah tua. Jadi, jika dilihat dari luar keliatan jelek dan angker" ucap Sasuke dingin.

"Kadang aku juga merasa aneh, sekolah sudah jelek seperti ini bukannya di renovasi, malah dibiarkan begitu saja" ucap Neji menambahkan.

"Hello teme! Apa kau belum lihat mading? Disana ditempel photo sekolah kita, lalu dilantai dua ada permen". Ucap Naruto lalu diam sejenak. " dan kau Neji!"

"Apa?" tanya Neji dingin tapi matanya tetap fokus pada bukunya.

"Jangan seenaknya bicara seakan-akan sekolah kita ini buruk" ucap Naruto.

"Tapi, kenyataannya begitu, dobe!" ucap Sasuke.

Naruto diam, terlihat sedang berpikir.

"Ah! Aku punya ide!" teriak Naruto histeris.

Sasuke dan Neji hanya mengangkat sebelah alis matanya.

***

Bel masuk pun berbunyi semua murid-murid di konoha gakuen melakukan aktivitas belajarnya.

kelas VII G

"Untung Kakashi-sensei rapat, jadi kita tidak perlu belajar" ucap Tenten bahagia.

Bletak!

"Siapa nih, yang ngelempar pensil" teriak Tenten.

Semua murid di kelas VII G menatap Tenten, lalu kembali melakukan aktivitas.

"Aku yang ngelempar" ucap Sakura datar.

"Terus kenapa kamu ngelempar pensil ke aku?!" ucap (baca:bentak) Tenten.

"Habisnya kamu males banget sih! Seharusnya, walaupun tidak ada Kakashi sensei, kita harus baca-baca buku kek!" ceramah Sakura pada Tenten.

"Tapi.. Sakura-chan! Menurutku, tidak perlu melempar pensil pada Tenten-chan" ucap Hinata pelan.

"Huaa.. Hinata aku terharu, kau begitu perhatian padaku aku jadi mau makan" ucap Tenten tidakk nyambung.

"Kok mau makan?" ucap Sakura heran.

"aduh, kumat deh!" batin Tenten.

"Iya, kok bisa jadi mau makan?" ucap Hinata juga heran.

"Eh, maksudku.. Aku jadi ingin punya saudara sepertimu" ucap Tenten sembari nyengir.

"Yasudah, kau menikah saja dengan Neji" ucap Sakura enteng.

"Neji? Apa hubungannya sama Neji" tanya Tenten bingung.

"Dasar lemot! Kan Neji itu sepupunya Hinata! Jadi, kalau kau menikah dengan Neji, otomatis kau juga jadi sepupunya Hinata" ucap sakura panjang x lebar.

"Oh" Tenten hanya meng'oh'riakan ucapan Sakura.

Loading...

1%

10%

25%

60%

85%

99%

100%

"Eh, tadi apa katamu? Menikah dengan Neji? Ishh.. Amit-amit jabang bayi" teriak Tenten histeris, sampai semua murid di kelas VII G menatap tenten.

"Ciee.. Jadi, Tenten pacarnya Neji" teriak Lee penuh dengan semangat masa muda.

"Ciee.. Ciee" teriak semua murid di kelas itu.

"Sakura kau harus tanggung jawab! Lihat, karenamu aku jadi di sorakin begini" ucap Tenten minta pertanggung jawaban.

"Salahmu sendiri, teriak-teriak gak jelas" ucap Sakura.

Dan perlu kalian ketahui! Kelas VII G berisik seperti sedang dipasar.

Kelas VII F

"Jadi bagaimana kalian setuju? Kita akan menyelidiki sekolah ini malam ini!" ucap Naruto semangat.

"Naruto, harus berapa kali kita bilang 'iya'? Sepanjang pelajaran Asuma-sensei kau hanya mengoceh terus" ucap Neji kesal karena dia tidak bisa konsentrasi saat belajar.

"Bukannya dengarkan kata-kata Asuma-sensei, malah mikirin hal aneh" ucap Sasuke (tumben)

"Uchiha Sasuke, Hyuuga Neji, Uzumaki Naruto! Kenapa kalian mengobrol!" bentak Asuma-sensei

"Eto.. Ano.." ucap Naruto ketularan Hinata.

"Kalian itu seperti ibu-ibu rumpi tahu tidak!" bentak Asuma-sensei.

"Bhahaha" semua murid di kelas VII G (minus Naruto, Sasuke, NNejieji) tertawa.

"Diam!" bentak Asuma-sensei.

Semua murid berhenti tertawa.

"Kembali ke pelajaran" ucap Asuma-sensei.

Kembali kekelas VII G

"By the way ( bener gak sih nulisnya?), emangnya sekolah kita angker?" tanya Sakura pada kedua temannya.

"Gak usah di percaya yang ngomong sekolah kita angker, palingan juga mereka ngira sekolah kita angker gara-gara sekolah kita udah buruk rupa kaya gini" ucap Tenten tidak percaya.

"Aku juga mikirnya gitu, tapi.. Katanya, pernah ada yang lihat hantu di sekolah kita" ucap Sakura.

"Palingan juga ada orang jail yang pake kostum sadako" ucap Tenten masih tidak percaya.

"Bukan, katanya hantunya di bungkus kaya permen! Ituloh, hantu indonesia" ucap Sakura meyakinkanp.

"Dibungkus kaya permen? Sakura ada-ada aja, masa ada hantu kaya permen" ucap Tenten makin tidak percaya.

"Mungkin.. Maksud Sakura pocong" ucap Hinata pelan.

"Bener kata Hinata, namanya lontong!" ucap Sakura antusias.

"Bukan lontong! Tapi pocong, Sakura!" tetiak Hinata. Semua murid lun memandang aneh Hinata, sedangakan yang di pandang? Hanya menunduk malu.

"Beda sedikit Hinata!" ucap Sakura nyolot.

"Udah salah nyolot lagi" ucap Tenten menyindir Sakura.

"Biarin" ucap Sakura.

"Lagi pula, beda sedikit apanya! Lontong itu makanan, pocong itu hantu! Lagi pula, bagaimana hantu indonesia tiba-tiba ada di jepang" ucap Tenten kesal sama Sakura, karena percaya sama gosip yang belum ada bukti.

"Ya naik pesawat lah" ucap Sakura polos

"Hello Sakura! Emang pesawat gak perlu tiket? Mau beli tiket dimana? Mesen di tr*v*l*k*?" tanya Tenten makin yakin kalau sahabatnya sudah gila.

"Sudah jangan bertengkar.. Bagaimana kalo nanti malam kita selidiki" ucap Hinata pelan hampir sama dengan berbisik.

"Emang gak takut?" tanya Sakura.
"Takut apaan sih? Pocong? Lontong? Permen?" tanya Tenten.

"Iya juga sih, harus takut apaan ya?" tanya Sakura entah pada siapa.

"Eh Sakura! Yang lemot di sini cuman aku! Kamu gak boleh ikut-ikutan dong!" ucap Tenten

"Iya-iya" ucap Sakura.

"Oke! Kalau begitu, malam ini kita bepetualang oke?" tanya Tenten.

"Oke!" ucap sakura semangat, sedangkan hinata hanya tersenyum.

Malam harinya...

Tok.. Tok.. Tok..

Ceklek!

"Siapa ya?" tanya seorang gadis pada seseorang di luar.

"Ini kita baka!" ucap seseorang pada gadis itu.

"Kita? siapa ya?" tanya gadis itu lagi.

"Makannya, kalau ngomong itu matanya sambil di buka, Tenten!" ucap gadis itu yang ternyata Sakura.

"Ah.. Sakura, Hinata! Kenapa kalian kemari? Mau menginap di rumahku?" tanya Tenten polos.

"Dasar pikun! Kitakan mau menyelidiki tentang lon- eh, maksudku pocong yang ada di sekolah kita" ucap Sakura.

"Oh, kalau begitu aku bawa jaket dulu. Kalian tunggu didalam saja, di luar dingin". Ucap Tenten.

Mereka bertiga pun masuk kerumah Tenten.

"Silahkan duduk dulu" ucap ibu Tenten ramah.

"Baik tante" ucap Sakura dan Hinata.

"Mau minum apa?" tanya ibu Tenten.

"Tidak usah repot-repot tante" ucap Hinata.

Tenten pun keluar dari kamarnya.

"Hinata, Sakura ayo!" ucap Tenten.

"Ayo" ucap sakura.

"Ibu aku pergi dulu!" ucap Tenten.

"Ya, ingat! Jangan pulang terlalu malam" ucap ibu Tenten.

"Baik" ucap Tenten.

Mereka bertiga pun pergi dari rumah Tenten.

Di tempat lain..

"Teme! Neji! Gerbangnya di kunci!" ucap Naruto.

"Yaiyalah! kalau gak di kunci, nanti ada maling" ucap Neji.

"Terus kita harus bagaimana?" tanya Naruto pada Sasuke dan Neji.

Tiba-tiba Tenten, Sakura, Hinata datang.

"Eh, kalian kok ada disini?" tanya Tenten.

"Emang kenapa? Tidak boleh?" tanya Naruto.

"Siapa yang bilang TIDAK BOLEH" ucap Tenten.

"Kenapa kalian malam-malam kesini?" tanya Sakura.

"Harusnya kami yang tanya, kenapa kalian para perempuan pergi keluar malam-malam" ucap Sasuke dingin.

Tiba-tiba Tenten, Sakura, dan Naruto terharu, karena mendengar Sasuke bicara lumayan panjang.

"Memangnya tidak boleh?" tanya Tenten sinis.

"Perempuan itu tidak baik keluar malam-malam" ucap Naruto (sok) bijak.

"Hinata-sama, kenapa anda keluar malam-malam? Pasti dipengaruhi oleh dua orang ini" ucap Neji sambil menunjuk-nunjuk Tenten dan Sakura secara bergantian.

"Jangan asal tuduh Neji-san" ucap Sakura.

"A-aku ha-hanya m-mau me-menyelidiki s-sekolah i-ini s-saja, Neji nii-san" ucap Hinata terbata-bata, karena takut dilaporkan pada ayahnya.

"Oh, kalau begitu maaf Haruno, Tenten, telah menuduh kalian" ucap Neji.

"Lain kali, tanyakan dulu jangan asal tuduh" ucap Tenten sinis+sewot.

"Aku kan sudah minta maaf, kenapa kau jadi sewot" ucap Neji tak kalah sewot.

"Sudah-sudah jangan berteman" ucap Sasuke melerai Tenten dan Neji.

"Bertengkar!" ucap semua yang ada disana (minus Sasuke+Hinata).

"Terserah aku dong! Mulut-mulut aku" ucap Sasuke.

"Oh ya, tadi kalian berkata menyelidiki, kan?" tanya Naruto.

"Ya, memang kenapa?" tanya Tenten.

"Bagaimana kalau kita menyelidikinya bersama-sama?" tanya Naruto.

"Tidak!!!" ucap semua yang ada disana (minus Naruto+Hinata).

"Kalian kok begitu sih sama aku" ucap Naruto dengan wajah memelas dan sok imut. Neji, Tenten, Sasuke, dan Sakura hanya menatap jijik Naruto.

"Iya deh, kita setuju" ucap Neji, Tenten, Sasuke, dan Sakura pasrah.

"Kalau Hinata-chan setuju tidak?" tanya Naruto pada Hinata. Sedangkan yang ditanya, blushing.

"S-setuju" ucap Hinata gugup.

"Yosh! Kalau begitu ayo kita masuk kesekolah" ucap Naruto dengan semangat masa remaja (karena masa muda punya guy dan lee).

"Masuk jalan mana? Jalan hidung?" tanya Sakura.

"Sakura-chan cantik-cantik oon ya! Hidung kita itu kecil jadi kita gak bakal muat" ucap Naruto.

"Eh, Naruto tumben pintar" ucap Sasuke membenarkan kata-kata Naruto.

"Kau bilang aku oon?! Awas ya Naruto! Shannaro!" ucap Sakura sambil meninju wajah Naruto.

"Hei hei! Kalian berhenti bertengkar! Lihat Tenten, Neji dan Hinata sudah masuk" ucap Sasuke.

"Kok bisa? Kalian kok bisa ada di sana?" tanya Sakura sambil kagum.

"Kita manjat gerbang" ucap Tenten sambil nyengir.

"I-ini s-semua i-ide T-tenten-chan" ucap Hinata.

"Tenten, kau memang jenius" ucap Naruto sambil memandang Tenten kagum.

"Arigatou" ucap Tenten sambil blushing, karena baru pertama kali ia di puji.

"Jangan terus memujinya, nanti dia besar kepala" ucap Neji.

Mendengar perkataan Neji, Tenten langsung diam.

"Cepat kalian naik!" suruh Neji.

Sasuke, Naruto dan Sakura pun menaiki gerbang. Setelah itu, mereka semua masuk gedung konoha gakuen.

"Gelap sekali" ucap Naruto. Mereka semua pun menyalakan senter.

"Hinata aku takut" ucap Sakura pada Hinata.

"A-aku j-juga" ucap Hinata.

"Tenten kau takut tidak?" tanya Sakura.

"..." tidak ada jawaban dari Tenten.

Naruto pun ikut nimbrung. Sedangkan, Sasuke dan Neji sudah jalan mendahului mereka.

"Tenten kenapa?! Tenten kenapa?!" tanya Naruto pada Hinata dan Sakura.

"Tidak tahu, dari tadi diam saja" ucap Sakura khawatir.

"T-Tenten-chan, apa kau sakit?" tqnya Hinata khawatir dan gagapnya agak hilang.

"..." masih tidak ada jawaban dari Tenten.

"Tenten, apa kau ngompol?" tanya Naruto.

"Pertanyaan macam apa itu?!" tanya+protes Sakura.

"Apa kepalaku membesar?" tanya Tenten tiba-tiba.

Sedangkan, Naruto, Sakura dan Hinata hanya memandang heran Tenten.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Sakura.

"Saat Neji berkata "jangan terus memujinya, nanti dia besar kepala" aku takut kepalaku membesar" ucap Tenten.

"Benar juga, tadi tadi Neji berkata seperti itu" ucap Naruto.

"Menurutku, kepalamu tidak membesar Tenten" ucap Sakura sambil memperhatikan kepala Tenten.

"Menurutku, juga tidak" ucap Naruto.

"Ano... M-maksud N-Neji nii-san b-bukan b-besar k-kepala y-yang s-seperti k-kalian p-pikirkan" ucap Hinata.

"Terus besar kepala yang seperti apa?" tanya Sakura.

"Kalau Tenten-chan di puji terus, nanti Tenten-chan jadi sombong (benerkan?)" ucap Hinata kumatnya hilang.

"Oh.." ucap Tenten, Sakura dan Naruto meng'oh'riakan perkataan Hinata.

To be continued